Sampai Oktober 2020, Fasilitas Pinjaman Investree Menyentuh Rp 7,3 triliun




PT Investree Radhika Jaya (Investree) telah memfasilitasi pinjaman Rp 7,3 triliun. Sampai Oktober 2020 fasilitas pinjaman Investree menyentuh Rp 7,3 triliun

Penyelenggara fintech peer to peer (P2P) lending ini memfasilitasi pinjaman kepada 1.429 peminjam serta sekitar 120 pendana (lender) hingga Oktober 2020.

Sementara nilai pinjaman yang tersalurkan sebesar Rp 5,2 triliun dengan rata-rata tingkat pengembalian (return) 16,8% per tahun. Adapun tingkat keberhasilan pengembalian 90 hari tercatat mencapai 99%.

Co-Founder dan CEO Investree Adrian Gunadi, mengatakan pihaknya memperluas akses modal kerja ini sebagai salah satu wujud percepatan pemulihan di masa pandemi bagi bisnis pelaku usaha kecil dan menengah (UKM).

"Dampak kontribusi Investree tidak hanya terbatas dalam aspek permodalan atau pembiayaan, namun lebih luas lagi menjadi apresiasi dan pembuktian tersendiri bagi UKM perempuan bahwa ternyata mereka juga mampu berdaya dan menyumbang sesuatu yang berharga," kata Adrian dalam siaran pers, Rabu (9/12). 

Sampai Oktober 2020,  Fasilitas Pinjaman Investree Menyentuh Rp 7,3 triliun


Dalam hal ini, Investree menyalurkan pembiayaan kepada merek-merek fesyen yang terdaftar sebagai klien wif, perusahaan penyuplai kain dan produksi baju yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan.

Investree mendukung fitur pay later milik wif yang memungkinkan para klien melakukan pembayaran secara mudah melalui skema cicilan dalam memperoleh pasokan kain. Hal ini dapat menjadi solusi arus kas setiap bisnis untuk mendapatkan pembayaran tempo sampai dengan 6 (enam) bulan atau lebih.

"Prosesnya pun akan semakin lebih mudah jika klien atau brand aktif dalam aktivitas penjualan online atau bekerja sama dengan saluran pembayaran di antaranya Midtrans, Xendit, Tokopedia, dan Clodeo," kata Adrian.

Berkaca dari klien wif, UKM yang dipimpin oleh wanita kebanyakan berada di industri fesyen dan kuliner di mana 51% pekerjanya adalah perempuan. Kedua industri tersebut merupakan industri yang berkembang cepat dalam kelompok ekonomi kreatif Indonesia dan biasanya bertindak sebagai pusat pertumbuhan bagi ekonomi lokal.

"Kami berharap melalui ekosistem kami, lebih banyak rekanan yang dapat terhubung satu sama lain, membuat peluang, meningkatkan literasi keuangan, dan membantu pemulihan ekonomi Indonesia secara keseluruhan,” tutup Adrian.