Membangun Sebuah Bisnis Memang Tidak Mudah Seperti Membalikkan Tangan
Monitorday.co.id, JAKARTA - Untuk membangun sebuah bisnis memang tidak mudah seperti membalikkan tangan. Butuh pengetahuan dan senang dengan bisnis yang digeluti. Hal ini juga menjadi pegangan motivator sukses Merry Riana untuk menjalankan bisnisnya.
Saat ini perempuan kelahiran 29 Mei 1980 ini tak hanya dikenal sebagai motivator tetapi juga pengusaha. Pada 2014, ia mulai bisnis pendidikan terutama mengembangkan kepribadian dan karakter terutama anak-anak mulai dari usia 7 tahun hingga 19 tahun. Program pendidikannya dilakukan saat liburan sekolah.
"Ini program untuk anak-anak, Merry Learning Center untuk usia 7-19 tahun. Ini tujuannya lebih kepada pembelajaran, karena anak-anak tidak hanya pintar tapi juga perlu kecerdasan hati," ujar Merry saat ditemui usai acara Inspirato, Selasa, 27 September 2016.
Ia menuturkan, dirinya juga turut mengembangkan public speaking dalam pendidikan tersebut. Perempuan yang suka berpakaian warna merah ini menilai kalau kemampuan berbicara yang baik merupakan dasar penting.
"Untuk sekolah yang bagus juga butuh interview. Saat bekerja juga. Gunanya public speaking juga untuk membangun kepercayaan diri seseorang," tutur Merry.
Merry pun membagikan tips untuk memulai bisnisnya sekarang. Ia menilai, membangun sebuah bisnis tak hanya sekadar ikut arus saja tetapi harus mengetahui seluk beluk bisnis yang didalami.
"Bisnis tak sekadar ikut-ikutan. Gampang uangnya tanpa mengetahuinya. Bisnis tak bisa ikut-ikutan tetapi punya knowledge dan passion. Untung kecil kalau dia suka," ujar Merry.
Ia menambahkan, membangun bisnis juga membutuhkan waktu untuk membuat, memasarkan dan mengembangkannya. "Harus tahu stamina. Punya kerelaan hati untuk berkembang dan harus tahu keadaan market," kata dia.
Saat ini, Merry memang dikenal sebagai motivator sukses dan pengusaha. Namun sukses yang diraihnya tersebut tak mudah. Ia pernah mengalami jatuh bangun agar tetap bertahan hidup ketika menjalani kuliah di Singapura. Merry menuturkan, dirinya harus sangat berhemat ketika menjalani kuliah. Tak hanya itu, ia pun juga memikirkan bagaimana untuk melunasi utang agar kuliah di Singapura.
Sejumlah profesi pernah dilakoninya mulai dari membagikan brosur, staf di toko bunga dan pelayan restoran. Bahkan ia juga pernah mencoba meraih keuntungan di pasar modal. Ia sempat meraih untung, tetapi juga pernah alami kerugian. Meski demikian, hal itu tak membuat ia menyalahkan pasar modal.
"Dulu yang diceritain di buku rugi ludes di stock market. Saya tak salahkan karena memang tak paham benar. Risky leverage uang yang dipunya. Tak punya kapasitas trading di situ," tutur Merry.
Meski pernah rugi, Merry Riana mengatakan investasi juga penting bagi seseorang. Karena salah satu kunci untuk mengelola keuangan yang baik dengan berinvestasi. Perempuan lulusan Nanyang Technological University kini menyerahkan pengelolaan investasinya kepada seseorang yang ahli. "Investasi sekarang ke expert. Manage fund delivered portofolio," kata dia.
Saat ini perempuan kelahiran 29 Mei 1980 ini tak hanya dikenal sebagai motivator tetapi juga pengusaha. Pada 2014, ia mulai bisnis pendidikan terutama mengembangkan kepribadian dan karakter terutama anak-anak mulai dari usia 7 tahun hingga 19 tahun. Program pendidikannya dilakukan saat liburan sekolah.
"Ini program untuk anak-anak, Merry Learning Center untuk usia 7-19 tahun. Ini tujuannya lebih kepada pembelajaran, karena anak-anak tidak hanya pintar tapi juga perlu kecerdasan hati," ujar Merry saat ditemui usai acara Inspirato, Selasa, 27 September 2016.
Ia menuturkan, dirinya juga turut mengembangkan public speaking dalam pendidikan tersebut. Perempuan yang suka berpakaian warna merah ini menilai kalau kemampuan berbicara yang baik merupakan dasar penting.
"Untuk sekolah yang bagus juga butuh interview. Saat bekerja juga. Gunanya public speaking juga untuk membangun kepercayaan diri seseorang," tutur Merry.
Merry pun membagikan tips untuk memulai bisnisnya sekarang. Ia menilai, membangun sebuah bisnis tak hanya sekadar ikut arus saja tetapi harus mengetahui seluk beluk bisnis yang didalami.
"Bisnis tak sekadar ikut-ikutan. Gampang uangnya tanpa mengetahuinya. Bisnis tak bisa ikut-ikutan tetapi punya knowledge dan passion. Untung kecil kalau dia suka," ujar Merry.
Ia menambahkan, membangun bisnis juga membutuhkan waktu untuk membuat, memasarkan dan mengembangkannya. "Harus tahu stamina. Punya kerelaan hati untuk berkembang dan harus tahu keadaan market," kata dia.
Saat ini, Merry memang dikenal sebagai motivator sukses dan pengusaha. Namun sukses yang diraihnya tersebut tak mudah. Ia pernah mengalami jatuh bangun agar tetap bertahan hidup ketika menjalani kuliah di Singapura. Merry menuturkan, dirinya harus sangat berhemat ketika menjalani kuliah. Tak hanya itu, ia pun juga memikirkan bagaimana untuk melunasi utang agar kuliah di Singapura.
Sejumlah profesi pernah dilakoninya mulai dari membagikan brosur, staf di toko bunga dan pelayan restoran. Bahkan ia juga pernah mencoba meraih keuntungan di pasar modal. Ia sempat meraih untung, tetapi juga pernah alami kerugian. Meski demikian, hal itu tak membuat ia menyalahkan pasar modal.
"Dulu yang diceritain di buku rugi ludes di stock market. Saya tak salahkan karena memang tak paham benar. Risky leverage uang yang dipunya. Tak punya kapasitas trading di situ," tutur Merry.
Meski pernah rugi, Merry Riana mengatakan investasi juga penting bagi seseorang. Karena salah satu kunci untuk mengelola keuangan yang baik dengan berinvestasi. Perempuan lulusan Nanyang Technological University kini menyerahkan pengelolaan investasinya kepada seseorang yang ahli. "Investasi sekarang ke expert. Manage fund delivered portofolio," kata dia.
0 Response to "Membangun Sebuah Bisnis Memang Tidak Mudah Seperti Membalikkan Tangan"